1. Rasio
Likuiditas (Liquidity Ratio)
A. Rasio
Lancar (Current Ratio)
Aktiva Lancar
Current Ratio =
--------------------------
Hutang
Lancar
Rasio
lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa
jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang
lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang
perusahaan kepada kreditor. Current ratio 2.0 kadang-kadang sudah
memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio
tergantung pada beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak
dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 2.0 hanya merupakan
kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian
atau analisa lebih lanjut.
Bagi
perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan kreditor atau posisinya kuat
terhadap pemasok, mungkin perusahaan tidak perlu memiliki rasio yang tinggi.
Sebagai contoh supermarket. Posisi supermarket terhadap pemasok biasanya adalah
cukup kuat. Dengan kondisi demikian maka supermarket dapat membayar hutangnya
setelah 3 atau 4 bulan, sedangkan penjualan dilakukan secara tunai. Dalam
kondisi demikian rasio lacar tidak perlu terlalu
Rasio
lancar mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebagai
contoh, pada toko pakaian ketika menjelang hari-hari raya permintaan akan
pakaian mulai meningkat, kemudian menurun mencapai titik terbawah lagi pada
hari raya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko pakaian
harus menaikkan besarnya persediaan.
Kalau
peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan cara mengurangi
uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalami perubahan.
Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yang
mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total
passiva lancarnya tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancar tidak
mengalami perubahan.
Akan
tetapi jika penumpukan persediaan dilaksanakan dengan cara dibiayai dari
pinjaman jangka pendek, maka ketika volume penjualan tinggi, rasio lancar perusahaan
akan menurun. Oleh karena itu untuk mengukur tingginya likuiditas perusahaan
lebih baik untuk mempergunakan angka perputaran modal kerja daripada
mempergunakan rasio lancar. Adapun pertimbangannya ialah karena angka
perputaran modal kerja tidak banyak dipengaruhi oleh sifat musiman, relatif
dibandingkan dengan rasio lancar.
Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 35
B. Rasio
Uji Cair (Acid Test Ratio)
Aktiva Lancar -
Persediaan
Acid test ratio
= ---------------------------------------
Hutang Lancar
Rasio
ini sering juga disebut sebagai Quick ratio, dimana rasio ini merupakan ukuran
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif
lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin
persediaan lebih likuid daripada piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick
rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.
Sebagai
pegangan kasar biasanya angka 1.0 untuk rasio uji cair merupakan angka
minimum yang perlu dipertahankan oleh perusahaan agar perusahaan tidak
mengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
C. Rasio
Kas (Cash Ratio)
Rasio ini untuk
mengukur jumlah kas tersedia dibanding dengan hutang lancar. Pengertian kas
kadang-kadang diperluas dengan setara kas (cash equivalent) meliputi surat
berharga yang mudah diperjualbelikan. Rumus perhitungannya adalah :
Kas + Surat
Berharga
-----------------------------------
= X
Hutang Lancar
D.
Perputaran Piutang (Turn Over Receivable)
Hasil Penjualan
Kredit
Turn Over
Receivable = --------------------------------------
Rata-rata
Piutang
Rasio perputaran
piutang memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana yang
tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai,
kemudian kembali kebentuk piutang lagi. Rata-rata piutang kalau memungkinkan
dapat dihitung secara bulanan (saldo tiap-tiap akhir bulan dibagi tigabelas)
atau tahunan yaitu saldo awal tahun ditambah saldo akhir tahun dibagi dua.
Makin
tinggi rasio (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam
piutang, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif, dll.
Kalau
tujuannya hanya sekedar untuk menilai tingginya likuiditas aktiva lancar jangka
pendek, andaikan masa penagihan rata-rata angkanya sudah tersedia, maka rasio
perputaran piutang tidak diperlukan lagi. Apabila masa penagihan rata-ratanya
rendah, maka rasio perputaran piutang mempunyai nilai yang tinggi.
E. Lama
Penagihan Rata-rata (Average Collection Period)
Piutang Usaha
------------------------- X 365
hari = …… hari
Penjualan Kredit
Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 36
Atau
365 hari
------------------------- = ……
hari
Perputaran
Piutang
Rasio
ini biasanya dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas
aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka pendek.
Dalam menginterprestasikan
rasio lama penagihan rata-rata ini, dasar perbandingan yang paling tepat
dipergunakan ialah jangka waktu kredit penjualan. Misalkan jangka waktu kredit
penjualan yang dipergunakan oleh perusahaan adalah dua bulan (60 hari), dan
masa penagihan rata-rata sebesar 49 hari, maka dapat diinterprestasikan bahwa
tingkat likuiditas sangat tinggi. Sedangkan apabila jangka waktu kredit
penjualan yang dipergunakan satu bulan, maka berarti sekitar 19% dari piutang
telah mengalami keterlambatan pembayaran selama rata-rata 19 hari.
F. Perputaran
Persediaan (Inventory Turnover)
Harga Pokok
Penjualan
Turn Over
Persediaan = -------------------------------------------
Persediaan
Barang Dagangan Rata-rata
Turn
over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti atau
dijual dalam satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan
yang ada cukup baik.
Untuk
perusahaan dagang, perputaran persediaannya disebut merchandise turnover. Sedangkan
untuk perusahaan pabrik, perputaran persediaan bisa dalam bentuk perputaran
bahan baku, bahan pembantu, suku cadang, barang setengah jadi atau perputaran
persediaan dalam proses.
Rasio
perputaran persediaan hanya perlu dihitung pada perusahaan yang keberadaan
persediaan cukup penting, baik dalam menunjang kegiatan usaha maupun sebagai
barang yang dijual.
2. Rasio
Solvabilitas
A. Rasio
Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (Ratio of Owner’s Equity to Total Assets)
Rasio
ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang
dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah
modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Rasio
ini disebut juga proprietory ratio yang menunjukan tingkat solvabilitas
perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan
yang dilaporkan dalam neraca.
Rumus
perhitungannya adalah :
Modal Sendiri
---------------------- = X
Total Aktiva Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 37
B. Rasio
Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets)
Jika
rasio ini lebih dari 100 % berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap
dan menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan
sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya
jika rasio dibawah 100 %berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal
pinjaman jangka pendek / jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya
dibiayai dengan modal pinjaman.
Rumus
perhitungannya :
Modal Sendiri
------------------------
= X
Aktiva Tetap
C. Rasio
Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang
Rasio
ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang .
Disamping itu juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman
baru dengan jaminan aktiva tetap.
Semakin
tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman
atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.
Rumus perhitungannya :
Total Aktiva
Tetap
-----------------------------------------
= X
Total Hutang Jangka Panjang
D. Nilai
Buku Saham
Nilai
buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada
setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan
bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan
nilai bukunya.
Dalam
penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah dipesan (subscribed)
walaupun saham tersebut belum diserahkan kepada pemesan, maka jumlah tersebut
harus ditambahkan pada jumlah modal yang sudah beredar. Sebaliknya bila ada
saham yang dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock) maka harus
dikurangkan terhadap jumlah modal saham yang beredar.
Rumus ratio ini
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
---------------------------------
= X
Jumlah lembar
saham
E. Rasio
Total Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets Ratio)
Semakin
tinggi rasio ini semakin tinggi resiko keuangan perusahaan. Dalam batas
tertentu bank akan sulit untuk mengabulkan permohonan kredit. Hanya saja setiap
bank batasnya berbeda. Rumus perhitungannya adalah :
Total Hutang
---------------------------
= ……. %
Total Aktiva Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 38
3. Rasio Rentabilitas
A. Rasio
Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan Operating Assets)
Profitability
suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba
yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets). Yang
dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka
panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Rumus
perhitungannya adalah :
Laba Usaha
----------------------------
= X
Aktiva Usaha
Rasio
ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana
sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan
operasi sehari-hari.
B.
Perputaran Aktiva Usaha ( Operating Assets Turnover)
Rumus ratio
Perputaran Aktiva Usaha:
Penjualan
------------------------- = X
Aktiva Usaha
Rasio
ini menunjukkan seberapa jauh aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan
perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun.
Turnover
yang tinggi menunjukkan management yang efektif tetapi dapat juga turnover yang
tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan sudah habis disusut,
jadi turnover yang tinggi ini karena keadaan perusahaan.
C. Rasio
Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin on Sales)
Rasio
ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya
yang lain. Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam
kebijaksanaan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru.
Rumus perhitungannya :
Laba Kotor
------------------------ = ……… %
Penjualan
D. Rasio
Laba Usaha atas Penjualan (Operating Margin Ratio)
Laba
usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena
itu sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba
yang bukan utama. Rumus perhitungannya :
Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 39
Laba Usaha
------------------------ = ……… %
Penjualan
E. Rasio
Laba Bersih atas Penjualan (Net Margin Ratio)
Rasio
ini mengukur hasil akhir dari kegiatan operasi perusahaan. Selisih laba bersih
dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yan ditanggung
perusahaan untuk biaya-biaya non operasional.
Rumus
perhitungannya :
Laba Bersih
------------------------ = ……… %
Penjualan
F.
Operating Ratio
Operating
ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah
penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba
kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor
intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern
misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen. Rumus
perhitungannya :
Harga Pokok +
Biaya Operasi
------------------------------------------
= ……… %
Penjualan
G. Rasio
Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment, ROI)
Tujuan
perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang
digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama
perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba
usaha tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini hanya aset yang
memberikan konstribusi terhadap pencapaian laba usaha. Penyertaan yang biasanya
menghasilkan pendapatan lain (di luar laba usaha) tidak dihitung. Demikian
halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang berupa aktiva belum
selesai atau aktiva tidak operasional. Oleh karena itu juga tidak
diikutsertakan dalam pengertian aktiva operasi. Rumus perhitungannya adalah :
Laba Usaha
------------------------ = ……… %
Aktiva Operasi
atau
Laba Usaha
Penjualan
------------------- X
----------------------
Penjualan Aktiva Operasi Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 40
H. Rasio
Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets, ROA)
Dengan
rasio akan nampak seberapa besar tingkat produktifitas seluruh aset. Perbedaan
hasil perhitungan antara ROI dengan ROA akan diketahui sampai seberapa jauh
tingkat aset penunjang atau tidak produktif dan hasil sampingan perusahaan.
Rumus perhitungannya adalah :
Laba Bersih
------------------------ = ……… %
Total Aktiva
I. Rasio
Laba Bersih atas Modal (Return on Equity)
Rasio ini
berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal.
Pengertian modal disini adalah semua modal yang tertanam di perusahaan,
termasuk di dalamnya saldo laba (laba ditahan). Rumus perhitungannya :
Laba Bersih
------------------------ = ……… %
Modal Sendiri
J. Laba
Per Lembar Saham (Earning Per Share, EPS)
Rasio ini untuk mengukur laba
bersih per lembar saham (maksimum) yang mungkin diperoleh pemegang saham.
Dikatakan maksimum, karena yang dibagi biasanya adalah kurang dari EPS. Rasio
ini adalah satu-satunya rasio yang muncul di laporan keuangan, bisanya
dicantumkan di bawah laba bersih. Rumus perhitungannya adalah :
Laba Bersih
---------------------------------
= ……… %
Jumlah Lembar Saham Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 41
0 komentar:
Post a Comment